Tanggal
1 Mei ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai Hari Kembalinya
Irian Barat Ke NKRI. Dalam sejarah tercatat bahwa pada tanggal 1 Mei 1963,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengembalikan Irian Barat ke pemerintah
Republik Indonesia disertai dengan syarat bahwa rakyat Irian Barat harus diberi
kesempatan untuk menentukan sendiri nasib mereka apakah akan bergabung dengan
NKRI atau membentuk negara sendiri sebelum akhir tahun 1969. Sesuai dengan
syarat tersebut, Pemerintah Indonesia melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera) tahun 1969. Hasil Pepera menunjukkan keinginan mutlak rakyat Irian
Barat untuk bergabung dengan NKRI. Keabsahan Pepera juga diakui dunia dengan
keluarnya Resolusi PBB nomor 2504 pada Sidang Umum PBB 19 November 1969. Dalam
sidang itu, 82 negara setuju, 30 negara abstain dan tidak ada yang menyatakan
tidak setuju atas keabsahan Pepera Papua.
Seiring
dengan kembalinya Papua ke NKRI, muncul pula sebuah gerakan yang menamakan diri
sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tujuan organisasi ini adalah secara
gamblang ingin melepaskan diri dari NKRI. Wujudnya adalah dengan melakukan
teror-teror bersenjata terhadap pemerintah, TNI/Polri maupun masyarakat sipil.
Hal ini sangat jelas mengganggu kemanan dan ketertiban serta proses pembangunan
di Papua. Ulah kelompok ini sangat meresahkan masyarakat sehingga keberadaanya
tidak diterima masyarakat. Aparat pemerintah, dalam hal ini Polri dengan
dibantu TNI giat melaksanakan patroli dan pengamanan di daerah-daerah dimana
OPM beraksi dan tidak segan-segan menumpas mereka yang bersenjata. Karena
posisinya semakin terdesak, kelompok separatis ini memindahkan basis ke hutan
dan gunung, terutama di daerah Puncak Jaya.
Awalnya
banyak masyarakat yang ikut “berjuang” dan rela hidup menderita di gunung dan
hutan karena bujuk rayu dan janji-janji manis sang pemimpin kelompok, Goliath
Tabuni. Mereka dijanjikan sebuah kemerdekaan dan kesejahteraan setelah merdeka.
Ditambah dengan penguatan isu rasis yang menyatakan bahwa mereka adalah ras
Melanesia yang berbeda dengan penduduk Indonesia di daerah lain, semakin
membuat mereka percaya. Padahal dengan latar belakang sejarah yang valid, sudah
jelas dan mutlak bahwa Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI. Konsep NKRI pun
dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara berpulau-pulau dengan
keanekaragaman suku dan budaya yang mewajibkan tiap orang saling menghormati.
Jadi ras apapun, apakah itu Melayu, Jawa, Aceh, Maluku, Papua dan yang lainnya
adalah satu kesatuan bangsa Indonesia.
Semakin
intensnya pemerintah dalam membangun Papua membuat anggota kelompok separatis
semakin sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan selama ini adalah salah dan
sisa-sia. Tindakan mereka selama ini justru malah menghambat pembangunan di
Papua. Dengan kebulatan tekad dan kesadaran yang tinggi akhirnya mereka
membelot dari “komandan” Goliath Tabuni dan turun gunung untuk berbaur dengan
masyarakat. Mereka pun akhirnya mengakui kembali bahwa Papua adalah bagian tak
terpisahkan dari NKRI. Seperti yang diberitakan oleh harian Cenderawasih Pos
terbitan 19 Desember 2013 dengan judul “Seratus Anggota OPM Turun Gunung”.
Dalam berita tersebut disampaikan alasan mereka turun gunung adalah karena
sudah sangat bosan tinggal di hutan selama bertahun-tahun dan merasa terbohongi
dengan janji-janji manis Goliath Tabuni.
Berita
ini disambut hangat oleh pemerintah Kabupaten Puncak Jaya yang selama ini
mengalami hambatan yang besar dalam melaksanakan pembangunan karena kekacauan
yang sering ditimbulkan oleh mereka. Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Drs.
Christian Zebua, M.M. juga merespon positif kabar ini. Ini sesuai dengan
himbauan beliau selama ini kepada pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat
agar mengajak masyarakat yang menuntut merdeka untuk kembali ke pangkuan NKRI dan
menyerahkan senjata yang mereka miliki. Tetapi apabila mereka tetap menggunakan
senjata untuk mengacaukan tatanan hidup masyarakat, maka bersiap-siaplah untuk
ditumpas oleh TNI dan Polri.
Sbr : Emir Farel (Penulis)
http://hankam.kompasiana.com/2013/12/19/semakin-sadar-papua-adalah-bagian-integral-nkri-619842.html
Thanks for reading & sharing NIRMILITER
0 komentar:
Posting Komentar